TOKSOPLASMA
GONDII
Kesejahteraan
masyarakat meningkat adalah salah satunya ditandai dengan semakin meningkatnya
kesehatan pada masyarakat itu sendiri. Namun jika keadaan sebaliknya, bagaimana
bisa kesejahteraan akan meningkat? Untuk itu, kita harus menjadikan seluruh
masyarakat sehat tentu saja diawali dengan mengenal penyakitnya yang pada akhirnya
dapat dihindari.
Berkaitan
dengan ini, aku ingin bercerita sedikit tentang penyakit Toksoplasma Gondii
(TG). Teman-teman ada yang sudah tau dengan penyakit ini? Atau pernah
mendengarnya? Sebetulnya ini berawal dari keinginan aku untuk menginfokan
kepada seluruh orang khususnya adalah wanita agar berhati hati dengan penyakit
ini. Kenapa? Karena toksoplasma sangat berbahaya bagi wanita terutama wanita
yang sedang hamil.
Dari
hasil kuliah Parasitologi yang sudah diajarkan, aku bisa menangkap bahwa Toksoplasma Gondii
merupakan protozoa yang sangat kecil ukurannya dan berbahaya jika masuk kepada
tubuh manusia terutama perempuan. Bagi ibu yang sedang hamil penyakit ini bisa
masuk dari jaringan plasenta yang menghubungkan ibu dan anak sehingga anaknya
kemungkinan besar akan mengalami cacat atau tidak normal (hidrocephalus, kulit
seperti kebakar dll) bahkan keguguran.
Nah,
sekarang sudah tau apa bahayanya ‘TG” kan? Pasti semua pada bertanya terus TG
ini datengnya dari mana? Kok bisa masuk pada tubuh ya? Begini, Toxoplasma
Gondii yang dari tadi kita bicarakan adalah TG yang ada di kotoran kucing
bukan di hewan lain karena penyakit ini hanya bisa tumbuh hingga dewasa jika di
tubuh kucing, selebihnya TG tidak akan
tumbuh dewasa atau berkembang. Gimana sih ka maksudnya? Kok aku belum faham ya?
Sebagai contoh TG yang ada di tanah akan dimakan tikus kemudian tikus dimakan kucing,
jika tikus mengeluarkan kotoran maka kotoran tikus tidak mengandung TG. Namun,
jika dimakan kucing dan hewan tersebut mengeluarkan kotoran itulah yang sangat berbahaya. Kerena diluar tubuh
kucing TG tidak bisa berkembang menjadi dewasa itu intinya.
Media-media
yang bisa menjadi pengantar penyakit ini adalah:
1. Darah : Pada darah ini bisa
saja tertular dari pendonoran darah yang biasa dilakukan. Maka pada bagian ini
sebaiknya sebelum melakukan pendonoran, pendonor harus diperiksa terlebih
dahulu untuk memastikannya.
2. Air liur : Air liur ibu yang menderita
TG pada makanan yang akan di suapi pada anaknya akan terular dan pindah pada
anaknya.
3. Udara (debu) : Pada
prinsipnya, bagian ini kembali lagi dari kotoran kucing yang jika kelamaan
ditanah akan menjadi debu dan terbawa oleh udara. Disarankan untuk memakai
masker saat keluar rumah karena TG ini sifatnya adalah kosmopolit (dapat
ditemukan di semua tempat).
4. ASI : Banyak kejadian yang
sudah terjadi, ibu yang menderita TG ketika memberikan asi kepada bayinya, satu
hari setelah itu bayi akan meninggal.
5. Buah dan Sayur mentah : Karena
semua tumbuh di tanah, maka sebaiknya sebelum dikonsumsi cuci terlebih dahulu
sampai bersih.
So,
gimana caranya untuk tidak terkena penyakit ini? Memang sangat sulit untuk
mengetahui di lingkungan sekitar kita ada TG atau tidak karena memang ukurannya
yang sangat sehingga tidak terlihat oleh kasat mata. Adapun hal yang bisa kita
lakukan:
1. Hidup Sehat
2. Makan dan istirahat teratur
3. Menjaga Kebersihan lingkungan
sekitar
4. Hindari sumber-sumber TG
seperti kucing (kalaupun memang memelihara sebaiknya diperiksakan pada dokter
hewan dalam jangka waktu terus menerus).
5. Untuk para calon ibu atau yang
akan menikah sebaiknya melakukan tes darah dulu untuk memastikan bahwa tidak
terkena penyakit ini. Jika sudah terkena maka segera beritahu dokter dan
melakukan proses penyembuhan.
Dengan
kita mengetahui sedini mungkin, maka penyakit ini akan semakin bisa dihindari
dari sekarang. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa membantu semua khususnya
para wanita agar selalu menjaga kesehatannya dan terhidar dari semua hal yang
tidak diinginkan.

Gambar 1. Siklus Hidup yang menyerang ibu hamil

Gambar 2. Tampak plasma Gondii
Yogyakarta, 12 oktober 2016
Ratu Intan -