Pengabdian
Aku baru mengenal sosoknya, sosok yang sungguh luar biasa. Aku bersyukur telah menghadiri acara itu, acara yang telah membuat aku mengenal sosok umi. Membuka mataku tentang arti pengabdian.
Pagi sekali aku keluar dari kosku untuk menghadiri satu talkshow dari salah satu temanku. Judulnya adalah talkshow pengabdian, sungguh saat aku mengetahui acara tersebut aku sangat bersemangat untuk hadir. Walau aku berjalan sendiri, menyusuri paginya jogjakarta dengan panasnya tak mengapa untuku. waktu menujukan jam 7 lewat 40 aku bersegera menuju halte transjogja untuk ke tempat acara yang diadakan di Gd Taman Budaya Yogyakarta.
Aku menunggu tidak terlalu lama, bus pun datang dan aku segera memasuki dengan rasa sedikit panik takut telat karna acara akan dimulai jam 08.00 , setelah aku sampai di gedung Taman Budaya, segera mendaftrkan diri dengan membayar tiket sebesar 15000.
Sebelum memasuki tempat acara talkshow, terlihat banyak foto-foto di pajang didekat tempat pendaftaran. Foto menggambarkan suasana di Sebatik-Tapal Batas indonesia Malaysia. Adik adik yang terlihat bergembira dengan senyumnya, para orang tua, keadaan alam yang sungguh luar biasa aku lihat dari bingkai bingkat foto itu. aaah.. sunggu luar biasa orang orang ini, hati kecilku berbisik.
Acara talkshow ini diadakan oleh mahasiswa UMY yang tergabung dalam Gerakan Bakti Negeri (GBN). akupun salut dengan teman mahasiswa” ini karena telah membuat talkshow untuk aku pribadi sungguh menginspirasi.
Akupun masuk kedalam ruangan yang tidak terlalu besar namun cukup nyaman . Aku mencari tempat duduk, dan berada di urutan ketiga dari depan agar bisa melihat pengisi acara secara dekat.
Akhirnya acara dimulai, talkshow menghadirkan 2 pembicara yangbpertama adalah Bapak Ma'ruf dan yang kedua adalah umi Suraidah. Disini, aku ingin sedikit menceritakan tentang Umi Suraidah. Awalnya, aku melihat sosoknya seperti biasa pembicara di acara lain. Namun setelah mendengarkan apa yang ia katakan sungguh luar biasa, aku terkagum kagum dengan sosoknya yang memiliki pendirian kepercayaan yang sangat kuat, hatinya sungguh lembut dan tujuannya yang sangat mulia.
Umi Suraidah adalah pengajar yang mengabdikan dirinya untuk anak-anak di sekolah Tapal batas Sebatik. dengan logat khas daerahnya umi menceritakan awal hijrahnya ke Sebatik. Awalnya, umi adalah pekerja biasa di daerahnya, ketika ditanya oleh moderator apa alasan awal umi untuk berani hijrah jauh dan menjadi pengajar? umi menjawab dengan alsan yg sungguh luar biasa menurutku. kata umi, " Awalnya saya terinspirasi saat saya melakukan perjalanan ke tanah suci, saya melihat padang pasir yang tandus dan membayangkan rasulullah pada zaman itu berdakwah dan sanggup. selain itu istri Rasul yaitu Asma binti Abu bakar dengan setia mengantarkan makanan untuk rasuk ketika di persembunyiaannya dari kejaran orang musyrik kala itu. Mereka adalah manusia biasa seperti saya. Mereka bisa, kenapa saya tidak bisa?" Masya Allah, aku tersentak dengan jawaban umi. suara umi terdengar menahan sedih dan terus menceritakan.
Dengan modal itu umi sangat optimis dan yakin untuk berhijrah mengajar anak-anak di Sebatik . Umi awalnya membuat yayasan kecil. Di Sebatik, umi mengatakan "awal saya datang kesana, saya mengemis kepada para orang tua disana untuk bisa mengajarkan anak anaknya". Ya umi menceritakan, orangtua disana bekerja seharian dan membiarkan anak-anaknya tanpa pendidikan bahkan tidak beribadah yang seharusnya dilakukan. Para orangtua disana takut anaknya terkena bahaya digigit ular dan lain sebagainya saat keluar rumah.
Akhirnya dengan cara cara yang umi lakukan banyak yang membolehkan anaknya untuk belajar, di sekolah sangat sederhana yang memiliki dinding berwarna Merah putih umi mengajar disana.
"Alhamdulillahh, para orangtua mulai membolehkan anaknya belajar bahkan para orangtua pun mulai tertarik" kata umi.
Berangkat dari hal itu, umi bahkan mulai mengajar baca tulis tidak hanya untuk anak-anak namun juga untuk orang dewasa. Bahkan, banyak yang tertarik untuk belajar mengaji karena orang disana pernah mendengar umi mengaji.
"umi suaranya enak didengar, bolehkah kami belajar?" , katanya.
Bahkan skarang, umi mengatakan sering diadakan pengajian atau majelis2 agama untuk mengaji. Umi tak hanya mengajarkan untuk yang beragama islam, namun untuk baca tulis banyak masyarakat diluar islam yang ikut belajar disana. “Menolonglah untuk siapa saja tanpa melihat ras, suku dan agama”, kata ummi.
Ini adalah salah satu bukti bahwa kepedulian masih terjunjung sangat tinggi walau hanya beberapa orang saja yang melakukannya, namun bukan berarti kita juga tak bisa melakukannya. Apalagi generasi muda penerus bangsa.
Aku baru mengenal sosoknya, sosok yang sungguh luar biasa. Aku bersyukur telah menghadiri acara itu, acara yang telah membuat aku mengenal sosok umi. Membuka mataku tentang arti pengabdian.
Pagi sekali aku keluar dari kosku untuk menghadiri satu talkshow dari salah satu temanku. Judulnya adalah talkshow pengabdian, sungguh saat aku mengetahui acara tersebut aku sangat bersemangat untuk hadir. Walau aku berjalan sendiri, menyusuri paginya jogjakarta dengan panasnya tak mengapa untuku. waktu menujukan jam 7 lewat 40 aku bersegera menuju halte transjogja untuk ke tempat acara yang diadakan di Gd Taman Budaya Yogyakarta.
Aku menunggu tidak terlalu lama, bus pun datang dan aku segera memasuki dengan rasa sedikit panik takut telat karna acara akan dimulai jam 08.00 , setelah aku sampai di gedung Taman Budaya, segera mendaftrkan diri dengan membayar tiket sebesar 15000.
Sebelum memasuki tempat acara talkshow, terlihat banyak foto-foto di pajang didekat tempat pendaftaran. Foto menggambarkan suasana di Sebatik-Tapal Batas indonesia Malaysia. Adik adik yang terlihat bergembira dengan senyumnya, para orang tua, keadaan alam yang sungguh luar biasa aku lihat dari bingkai bingkat foto itu. aaah.. sunggu luar biasa orang orang ini, hati kecilku berbisik.
Acara talkshow ini diadakan oleh mahasiswa UMY yang tergabung dalam Gerakan Bakti Negeri (GBN). akupun salut dengan teman mahasiswa” ini karena telah membuat talkshow untuk aku pribadi sungguh menginspirasi.
Akupun masuk kedalam ruangan yang tidak terlalu besar namun cukup nyaman . Aku mencari tempat duduk, dan berada di urutan ketiga dari depan agar bisa melihat pengisi acara secara dekat.
Akhirnya acara dimulai, talkshow menghadirkan 2 pembicara yangbpertama adalah Bapak Ma'ruf dan yang kedua adalah umi Suraidah. Disini, aku ingin sedikit menceritakan tentang Umi Suraidah. Awalnya, aku melihat sosoknya seperti biasa pembicara di acara lain. Namun setelah mendengarkan apa yang ia katakan sungguh luar biasa, aku terkagum kagum dengan sosoknya yang memiliki pendirian kepercayaan yang sangat kuat, hatinya sungguh lembut dan tujuannya yang sangat mulia.
Umi Suraidah adalah pengajar yang mengabdikan dirinya untuk anak-anak di sekolah Tapal batas Sebatik. dengan logat khas daerahnya umi menceritakan awal hijrahnya ke Sebatik. Awalnya, umi adalah pekerja biasa di daerahnya, ketika ditanya oleh moderator apa alasan awal umi untuk berani hijrah jauh dan menjadi pengajar? umi menjawab dengan alsan yg sungguh luar biasa menurutku. kata umi, " Awalnya saya terinspirasi saat saya melakukan perjalanan ke tanah suci, saya melihat padang pasir yang tandus dan membayangkan rasulullah pada zaman itu berdakwah dan sanggup. selain itu istri Rasul yaitu Asma binti Abu bakar dengan setia mengantarkan makanan untuk rasuk ketika di persembunyiaannya dari kejaran orang musyrik kala itu. Mereka adalah manusia biasa seperti saya. Mereka bisa, kenapa saya tidak bisa?" Masya Allah, aku tersentak dengan jawaban umi. suara umi terdengar menahan sedih dan terus menceritakan.
Dengan modal itu umi sangat optimis dan yakin untuk berhijrah mengajar anak-anak di Sebatik . Umi awalnya membuat yayasan kecil. Di Sebatik, umi mengatakan "awal saya datang kesana, saya mengemis kepada para orang tua disana untuk bisa mengajarkan anak anaknya". Ya umi menceritakan, orangtua disana bekerja seharian dan membiarkan anak-anaknya tanpa pendidikan bahkan tidak beribadah yang seharusnya dilakukan. Para orangtua disana takut anaknya terkena bahaya digigit ular dan lain sebagainya saat keluar rumah.
Akhirnya dengan cara cara yang umi lakukan banyak yang membolehkan anaknya untuk belajar, di sekolah sangat sederhana yang memiliki dinding berwarna Merah putih umi mengajar disana.
"Alhamdulillahh, para orangtua mulai membolehkan anaknya belajar bahkan para orangtua pun mulai tertarik" kata umi.
Berangkat dari hal itu, umi bahkan mulai mengajar baca tulis tidak hanya untuk anak-anak namun juga untuk orang dewasa. Bahkan, banyak yang tertarik untuk belajar mengaji karena orang disana pernah mendengar umi mengaji.
"umi suaranya enak didengar, bolehkah kami belajar?" , katanya.
Bahkan skarang, umi mengatakan sering diadakan pengajian atau majelis2 agama untuk mengaji. Umi tak hanya mengajarkan untuk yang beragama islam, namun untuk baca tulis banyak masyarakat diluar islam yang ikut belajar disana. “Menolonglah untuk siapa saja tanpa melihat ras, suku dan agama”, kata ummi.
Ini adalah salah satu bukti bahwa kepedulian masih terjunjung sangat tinggi walau hanya beberapa orang saja yang melakukannya, namun bukan berarti kita juga tak bisa melakukannya. Apalagi generasi muda penerus bangsa.
PUISI UNTUK UMI SURAIDAH
Terlihat sosok yang luar biasa kala itu
sosok yang telah membuat banyak orang terinspirasi
tersenyum bak bunga indah di tanah yang tandus
cahaya dalam kegelapan yang hadir
ya beliau bernama umi Suraidah
sosok yang telah membuat banyak orang terinspirasi
tersenyum bak bunga indah di tanah yang tandus
cahaya dalam kegelapan yang hadir
ya beliau bernama umi Suraidah
Yogyakarta, 20 januari 2016
Ratu Intan Purnamasari
Ratu Intan Purnamasari